welcome

Sabtu, 15 Oktober 2011

THX A LOT

Terimakasih aku sampaikan kepada ibuku atas semua cinta dan kasih sayang yang telah kau berikan. Ibu telah mengajariku tentang arti sebuah tangisan sehingga aku bisa membedakan mana tangis gembira dan mana tangis kesedihan. Semua pelajaran itu sangat berharga yang tak akan ku dapatkan di bangku kuliah atau dari mana pun juga.

Sebagai penyeimbang, aku juga berterima kasih kepada ayahku yang telah membentukku menjadi seorang petarung. Membangunkanku dengan tamparan saat aku mulai goyah, supaya aku tidak menjadi pecundang yang lari terkencing- kencing di medan perang. Sekalipun harus mati di medan perang, matilah sebagai pejuang yang mati karena pedang di garis depan dan bukan sebagai pengecut yang mati terjebur ke jurang karena lari ketakutan melihat musuh.

Terimakasih untuk kakakku yang selalu aku kagumi. Kakak mengajarkan aku tentang arti saling mengalah. Kita saling mengalah untuk mendapatkan sesuatu, bahkan seringkali kita berdua melepas sesuatu itu karena sama- sama saling mengalah. Memang terdengar konyol tetapi itulah kita. Aku harus berusaha keras untuk mengingat kapan terakhir kita bertengkar. Tetapi aku tak bisa mengingatnya karena selama ini kita tak pernah bertengkar. Memang terdengar aneh tetapi itulah kita kakak.

Aku tidak lupa berterimakasih kepada teman- temanku yang selalu ada untukku. Jangan berdiri di belakangku karena aku tak layak memimpin kalian. Jangan berdiri didepanku karena mungkin saja aku tak sanggup mengikuti langkah kalian. Tetapi berdirilah disampingku selamanya, kita berjalan menyatukan langkah kaki, selalu bergandengan tangan saat salah satu dari kita terjatuh. Layangkan pandangan kedepan menatap masa depan yang cerah.

Aku juga ingin berterimakasih kepada tetanggaku yang mengisi hariku di setiap akhir pekan. Kita belajar arti kebersamaan. Ingatkah kalian saat kita masih dini, bermain bersama dengan polosnya. Tertawa lepas karena kita belum mengerti akan dunia yang kejam ini. Ingakah kalian, kita bermain bola tanpa alas kaki di tanah yang berkerikil tajam, jatuh terjelungkup penuh luka di tubuh. Kita tidak menangis, kita hanya tertawa melihat luka kita masing-masing. Anehnya kita tidak merasa jera untuk melakukannya lagi. Itu terlihat seperti kebodohan, tetapi bagiku itu adalah pelajaran luar biasa. Lihat kita sekarang, kita tumbuh menjadi pemuda yang kuat dan liar. Tak takut terjatuh atau pun terluka, selalu berambisi untuk bangkit lagi. Kita memang berbeda- beda tetapi kita tidak ingin menjadikan perbedaan itu sebagai jurang yang dalam atau dinding tinggi sebagai pemisah. Kita selalu letakan batu karang toleransi yang kokoh diantara perbedaan itu. Kita tetap berasumsi walaupun berbeda- beda kita indah seperti pelagi di langit. Orang- orang di luar sana sering bilang kalau perbedaan itu lebih indah dari keseragaman, namun kenapa mereka sendirilah yang malah menganaktirikan perbedaan. Mereka bunuh sesama mereka hanya untuk mewujudkan keseragaman. Sedih bercampur amarah saat kita melihatnya. Aku hanya berharap, kelak kita tetap berdiri tegak dalam pendirian kita, mewujudkan dunia yang indah dalam PERBEDAAN.

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. aku jarang banget kagum sama karangan seseorang, tapi inilah salah satu tulisan yang membuatku benr2 kagum....

    bahasa yang sederhana tapi mengena....
    benar2 luar biasa inikawan.....

    BalasHapus
  3. terimakasih banyak kawan.....

    ahhhh ojo lebay ngunu to...hehehe
    aku y rak nyangka....ternyata aku bisa memetik pelajar dari pengalaman pribadiku....hehe
    sungguh mengena....hehei

    BalasHapus
  4. luar biasa.. tamparan tidak selamanya menjatuhkan, justru membuat lebih kuat.. iyo raa???hahaha

    BalasHapus
  5. sgb...wkwkwkwk..
    itu benar sekali kawand....
    kalo kamu butuh tamparan,,aku siap koq....wkwkwkwkwkwkw

    BalasHapus