Waktu
itu di kala matahari masih bersinar dengan sendu. Aku duduk termenung di antara
tembok-tembok kamar yang menatap tajam diriku. Jendela bak menutup rapat
kebeningannya, menghalangi sinar penerang masuk kedalam. Pintu seakan mengunci
rapat- rapat dan menutup setiap rongga kecil sehingga tak ada kemungkinan
bagiku untuk keluar. Lalu aku menatap jam yang tergantung di tembok, wajahnya
pucat dan kaku. Entah kenapa kedua bola mataku tak bisa berpaling memandangnya.
Aku dengar dia bersuara, pelan tapi pasti, “TIK…TIK…TIK…TIK…”. Suara itu
menambah risau hatiku. Terlintas sekejap di pikiran, “Apakah detik waktu itu
bisa berhenti sejenak menungguku? Apakah detik waktu itu bisa kuputar kembali
ke masa- masa yang aku inginkan?” Namun jam tembok itu tak menjawabnya, dia
tetap menggerakkan setiap detik waktu tanpa menghiraukan setiap pertanyaanku
tadi. Dia tidak memperlambat detiknya dan juga tidak mempercepatnya. Namun, tak
lama aku mendengar suara detik itu semakin keras, berusaha membangunkanku dari
lamunan dan dari pertanyaan-pertanyaan bodohku. Dan aku berhasil tersadar, aku
telah menyia-nyiakan waktu berdetik-detik hanya untuk memandang waktu yang
terus bergulir tanpa melakukan sesuatu yang berguna. Walaupun pertanyaanku tak
terjawab, tetapi aku yakin bahwa “WAKTU TAK AKAN KEMBALI”.
bener mbus... bener banget...
BalasHapusandaikan waktu bisa kembali...
kan ku ulangi semua ini...
agar bisa bersamanya...
menggapai indahnya impian dan cita...
tapi... waktu tak bisa kembali...
jadi akankah kita berdiam disini?
aku bergetar...
karena tau kalau engkau benar...
#damn man... you're right... what have i done!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapustak ada yang tak mungkin di dunia ini, bahkan waktu yang bergulir mundur....
BalasHapusjika suatu saat memang waktu bisa kembali, tak tahu apa yang akan terjadi...
satu hal yang bisa aku petik..
BalasHapusjangan menyia-nyiakan waktu,,atau waktu akan menyia-nyiakan kita....