welcome

Kamis, 16 Agustus 2012

Hiasan Terakhir




Aku mendengar jeritanmu malam itu
Menambah malam semakin mencekam
Lebih mencengkam dari kelamnya badai
Masih terngiang di kepala
tak mampu untuk melupakannya

Menyesal tak bisa melihatmu saat itu
Menemanimu di saat-saat terahkir
Menyesal tak bisa mengusap wajahmu
Mengurangi rasa sakit yang kau rasa

Surya terbit dengan pucatnya
Sepucat wajahku melihatmu terdiam
Matamu sayu tak berbicara
Berat untuk menerima kenyataan
Bahwa dirimu telah meninggalkanku

Memang tidak ada yang abadi
Namun ku mencoba mengabadikan
Semua kenangan tentang kita
Masa-masa saat kita masih bersama

Tidak ada kata terlambat
Kujadikan puisi ini
Sebagai hiasan terakhir
Untuk melepas kepergianmu


Tribute to my beloved dog “CIKO”

2 komentar: